Senin, 09 Maret 2015

WIRAUSAHA TANAMAN BUDIDAYA

       Indonesia dikenal sebagai negara agraris, yaitu negara yang sebagian besar
penduduknya mempunyai mata pencaharian di berbagai bidang pertanian,
seperti budidaya tanaman pangan. Kelompok tanaman yang termasuk komoditas
pangan adalah tanaman pangan, tanaman hortikultura non-tanaman hias dan
kelompok tanaman lain penghasil bahan baku produk pangan. Dalam pembelajaran
kali ini. kita akan mempelajari tentang tanaman pangan utama, yaitu
tanaman yang menjadi sumber utama bagi karbohidrat dan protein untuk
memenuhi kebutuhan tubuh manusia.
       Hasil budidaya tanaman pangan dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan
pangan sendiri. Hasil budidaya tanaman pangan juga diperdagangkan sehingga
dapat menjadi mata pencaharian. Hal ini menjadikan tanaman pangan sebagai
komoditas pertanian yang sangat penting bagi bangsa Indonesia.
Indonesia memiliki berbagai jenis tanaman pangan. Keberagaman jenis
tanaman pangan yang kita miliki merupakan anugerah dari Yang Mahakuasa
sehingga kita harus bersyukur kepada-Nya. Bentuk syukur kepada yang Mahakuasa
dapat diwujudkan dengan memanfaatkan produk pangan yang dihasilkan
oleh petani dengan sebaik-baiknya.
        Tanaman pangan dikelompokkan berdasarkan umur, yaitu tanaman
semusim dan tanaman tahunan. Tanaman semusim adalah tanaman yang
dipanen dalam satu musim tanam, yaitu antara 3-4 bulan, seperti jagung dan
kedelai atau antara 6-8 bulan, seperti singkong. Tanaman tahunan adalah tanaman
yang terus tumbuh setelah bereproduksi atau menyelesaikan siklus hidupnya
dalam jangka waktu lebih dari dua tahun, misalnya sukun dan sagu.
Tanaman pangan juga dibagi menjadi 3 kelompok yaitu serealia,
kacang-kacangan, dan umbi-umbian. Kelompok serealia dan kacang-kacangan
menghasilkan biji sebagai produk hasil budidaya, sedangkan umbi-umbian
menghasilkan umbi batang atau umbi akar sebagai produk hasil budidaya.
.

Padi (Oryza sativa L.)
Padi memiliki batang yang berbuku dan berongga. Daun dan anakan tumbuh
dari buku yang ada pada batang. Bunga atau malai muncul dari buku yang
terakhir. Akar padi berupa akar serabut. Bulir padi terdapat pada malai yang
dimiliki oleh anakan. Budidaya padi dikelompokkan menjadi padi sawah, padi
gogo, dan padi rawa. Tanaman padi diperbanyak dengan menggunakan biji

Jagung (Zea mays L.)
Jagung memiliki batang tunggal yang terdiri atas buku dan ruas. Daun jagung
terdapat pada setiap buku pada batang. Jagung memiliki bunga jantan dan
bunga betina yang terpisah, namun masih pada pohon yang sama. Bunga
jantan terletak di ujung batang, sedangkan bunga betina (tongkol) berada di
bagian tengah batang jagung. Jagung dapat ditanam di lahan kering maupun
di lahan sawah sesudah panen padi. Tanaman jagung diperbanyak dengan biji.

Sorgum (Sorghum bicolor L.) Tanaman sorgum sekilas mirip dengan jagung. Sorgum memiliki
batang yang berbuku-buku. Kadang-kadang sorgum juga dapat memiliki anakan. Sorgum
memiliki bunga yang tersusun dalam malai yang terdapat di ujung batang. Sorgum diperbanyak
dengan biji. Sorgum dapat ditanam pada berbagai kondisi lahan, baik lahan subur maupun
lahan kurang subur atau lahan marjinal karena sorgum memiliki daya adaptasi yang luas.

Kedelai (Glycine max L.)
Kedelai merupakan tanaman semusim dengan tinggi tanaman antara 40 - 90 cm, memiliki daun tunggal dan daun bertiga (trifoliate). Daun dan polong kedelai memilliki bulu. Tanaman kedelai memiliki umur antara 72 – 90 hari. Polong kedelai yang telah masak ditandai dengan kulit polong yang berwarna cokelat. Kedelai diperbanyak dengan biji. Berdasarkan warna bijinya, kedelai dibedakan menjadi kedelai kuning, hijau kekuningan, cokelat, dan hitam, namun endosperm kedelai
umumnya berwarna kuning. Kedelai dapat ditanam di lahan kering atau di sawah sesudah
panen padi.

Kacang tanah (Arachis hipogeae L.)
Kacang tanah dapat ditanam di lahan kering dan lahan sawah sesudah panen
padi. Kacang tanah diperbanyak dengan biji. Kacang tanah memiliki batang
yang bercabang dengan tinggi tanaman antara 38-68 cm. Tanaman ini memiliki
tipe tumbuh dengan memanjang di atas permukaan tanah. Kacang tanah
memiliki polong yang tumbuh dari ginofor di dalam tanah. Kacang tanah dapat
dipanen pada umur 90-95 hari setelah tanam.

Kacang hijau (Vigna radiata L.)
Tanaman kacang hijau merupakan tanaman pangan semusim yang mempunyai
umur panen antara 55-65 hari setelah tanam. Kacang hijau memiliki tinggi
tanaman antara 53-80 cm, batang bercabang serta daun dan polong yang berbulu.
Kacang hijau diperbanyak dengan biji. Kacang hijau dapat ditanam di
lahan kering maupun di lahan sawah sesudah panen padi

Singkong (Manihot utilissima)
Tanaman singkong atau ubi kayu merupakan tanaman berkayu yang dipanen umbinya.
Daun tanaman ini dapat dimanfaatkan sebagai sayuran. Tanaman ubi kayu dapat menghasilkan
biji tetapi tidak digunakan untuk perbanyakan. Tanaman ini biasanya diperbanyak dengan
menggunakan stek batang. Umur tanaman ubi kayu sekitar 8-10 bulan. Tanaman ubi kayu
mempunyai daya adaptasi yang luas, tetapi umumnya ubi kayu ditanam di lahan kering.

Ubi jalar (Ipomoea batatas L.)
Tanaman ubi jalar adalah tanaman pangan yang memiliki batang panjang menjalar.
Tipe pertumbuhannya dapat berupa semak, semak-menjalar atau menjalar.
Ubi jalar dapat diperbanyak dengan bagian ubi, pucuk batang, dan setek
batang. Umur tanaman ubi jalar berkisar antara 4-4.5 bulan. Ubi jalar umumnya
ditanam pada guludan tanah di lahan tegalan atau lahan sawah. Warna kulit
umbi maupun warna daging umbi bervariasi, mulai dari umbi yang berwarna
putih, krem, orange atau ungu.

Karakter yang harus dimiliki oleh pelaku wirausaha
a. Percaya diri
b. Berorientasi tugas dan hasil
c.
Keberanian mengambil resiko
d. Kepemimpinan
e. Berorientasi ke masa depan
f. Keorisinalitas : Kreativitas dan Inovasi

Wirausaha yang inovatif adalah orang yang memiliki ciri-ciri berikut.
1. Tidak pernah puas dengan cara yang dilakukan saat ini, meskipun cara tersebut cukup baik.
2. selalu menuangkan imajinasi dalam pekerjaannya
3. selalu ingin tampil beda atau selalu memanfaatkan perbedaan


Faktor penyebab keberhasilan dan kegagalan berwirausaha.
Memulai sesuatu yang baru pasti tidak mudah. Oleh karena itu seorang usaha harus berani mengambil resiko dan mencoba. Gagal dalam melakukan sesuatu hal adalah bagian dari proses untuk menuju kesuksesan. Kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda. Teruslah mencoba. Jangan pernah berkecil hati bila belum berhasil. Buatlah perhitungan dan perencanaan yang matang.

Mutu hasil pertanian umumnya bervariasi dan sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, mulai dari jenis tanaman, lahan, agroklimat, kualitas tanah dan air, teknik budidaya yang diterapkan, umur panen, teknik panen, pascapanen,
penggudangan, dan teknik transportasi. Di lain pihak, masyarakat luas terutama pelaku agroindustri sebagai konsumen sangat menghendaki kepastian mutu produk yang dibelinya sehingga cenderung memilih produk pertanian yang
sudah jelas mutunya.
Konsepsi manajemen mutu yang diterapkan pada pangan hasil budidaya pertanian untuk jaminan keamanan produk pangan adalah Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP). Pedoman sistem mutu ini dikembangkan untuk
meningkatkan kemampuan, e siensi, dan efektivitas dalam pelaksanaan pembinaan dan pengawasan mutu hasil pertanian tanaman pangan dan hortikultura untuk menghasilkan produk-produk bermutu tinggi sehingga dapat bersaing
dalam pasaran internasional. Salah satu hal yang perlu dipertimbangkan, yaitu prinsip HACCP dinilai sangat efektif untuk menjamin mutu, khususnya untuk produk-produk pangan yang berkaitan dengan kesehatan, kelayakan sebagai bahan pangan maupun pertimbangan ekonomi. HACCP sudah diterapkan secara luas pada industri pangan di dunia, dan saat ini telah mulai dirintis pada tingkat hulu, yaitu pada budidaya.

Standar Pelestarian Lingkungan
a. Usaha budidaya tanaman pangan perlu memperhatikan aspek usaha tani yang berkelanjutan, ramah lingkungan, dan keseimbangan ekologi. b. Upaya mempertahankan keseimbangan ekologi dalam budidaya tanaman pangan mengacu pada upaya meningkatkan daya pulih lingkungan, terutama dari segi kelestarian tanah dan air serta keseimbangan hayati.

Standar Tenaga Kerja
a. Tenaga kerja usaha produksi tanaman pangan perlu mengetahui tata cara budidaya komoditi yang diusahakan, terutama aspek persyaratan tumbuh, adaptasi varietas, cara bertanam, kebutuhan pupuk, pengendalian OPT,
serta teknik panen dan pascapanen.
b. Tenaga kerja/pelaku usaha yang belum menguasai teknik budidaya komoditas tanaman pangan yang diusahakan agar mengikuti magang, pelatihan, atau berkonsultasi.
c. Tenaga kerja/pelaku usaha produksi tanaman pangan wajib menjamin mutu dan keamanan konsumsi produk tanaman pangan yang dihasilkan.
Untuk mendapatkan produk pangan yang berkualitas harus merujuk pada  PPeraturan Menteri Pertanian  No 20/Permentan/OT.140/2/2010 Bahwa usaha pertanian tanaman panganharus mengikuti kriteria yaitu:

Good Agriculture Practices (GAP)/Good Farming Practices (GFP) adalah : suatu  pedoman yang menjelaskan cara budidaya tumbuhan/ternak yang baik agar menghasilkan pangan bermutu, aman, dan layak dikonsumsi.
Good Handling Practices (GHP) adalah : suatu pedoman yang menjelaskan  cara penanganan pascapanen hasil pertanian yang baik agar menghasilkan pangan bermutu, aman, dan layak dikonsumsi.

Good Manufacturing Practices (GMP) adalah: suatu pedoman yang menjelaskancara pengolahan hasil pertanian yang baik agar menghasilkan pangan bermutu, aman, dan layak dikonsumsi.

1 komentar: